GBP/JPY Pulih dari 167,50 karena Inflasi Inggris yang Besar Dukung Pertaruhan Hawkish BoE

• GBP/JPY telah menunjukkan pemulihan dari 167,36 karena Inflasi Inggris yang membandel mendukung lebih banyak kenaikan suku bunga dari BoE.
• Inflasi Inggris tetap tertinggi di antara negara-negara G7 yang disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja dan guncangan energi.
• BoJ membeli hutang pemerintah sebagai bagian dari kebijakan moneter ekspansif.

Pasangan GBP/JPY telah pulih setelah mencetak level terendah satu hari di 167,36 di sesi Asia. Pasangan lintas mata uang ini telah menunjukkan pemulihan karena kekhawatiran yang terkait dengan laporan inflasi Inggris yang besar mendapatkan daya tarik lagi. Poundsterling mendorong pasangan lintas mata uang ini secara dramatis lebih tinggi pada hari Rabu setelah rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Inggris mengkonfirmasi bahwa kenaikan suku bunga oleh Bank of England (BoE) akan terus berlanjut.

Rilis inflasi Inggris menunjukkan bahwa IHK utama telah terpangkas sedikit menjadi 10,1% dari rilis sebelumnya sebesar 10,4% yang dipimpin oleh penurunan harga energi yang digunakan untuk pemanas dan listrik. Namun, para investor tidak puas dengan penurunan tekanan inflasi ini karena angka tersebut gagal untuk kembali menembus wilayah dua digit. Sementara itu, inflasi harga makanan telah melonjak ke level tertinggi baru dalam 45 tahun terakhir di 19,1%.

Inflasi Inggris tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) lainnya yang disebabkan oleh kekurangan tenaga kerja akibat peristiwa Brexit dan pemilihan rencana pensiun dini, serta guncangan energi. Dana Moneter Internasional (IMF) telah memprakirakan Inflasi Inggris pada rata-rata 6,8% untuk tahun 2023, tertinggi di antara negara-negara maju lainnya.

Para analis di Standard Chartered melihat Bank of England akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin di bulan Mei. Mereka lebih lanjut menambahkan, "Setelah bulan Mei, kami melihat potensi kenaikan tambahan, tetapi kami pikir MPC akan mengambil pendekatan rapat per rapat dan keputusan akan sangat bergantung pada bagaimana data ekonomi berkembang dari bulan ke bulan."

Dari sisi Yen Jepang, untuk menambah ekspansi stimulus dalam perekonomian, Gubernur Bank of Japan (BoJ) yang baru, Kazuo Ueda, mengatakan di parlemen Jepang pada hari Selasa, " BoJ membeli hutang pemerintah sebagai bagian dari kebijakan moneter." Dia lebih lanjut menambahkan bahwa tujuan pembelian obligasi bukan untuk memonetisasi hutang pemerintah.